JANGAN KAU
BERTANYA TENTANG KENANGAN
Sahabat
semangatmu adalah semangat yang pernah
Mengarat
diantara belantara para santri
Yang selalu
menghafal I’lal dan imriti
Ikutilah arah
mata angin yang pernah engkau pelajari
Sekalipun belum
sempurna
Agar senggama
biji-bijian yang telah berhasil kau tanam
Tumbuh kemudian
bergelantung buah-buah
Sahabat kini
matahari mulai ditelan bumi
Biasanya kita
beramai-ramai kesungai
Untuk mengusir
pengap yang setia menemani sahabat
Yang tak pernah
alpa beribadah menyalurkan
Amal pada
tabungan sorga,
Kau adalah
orang yang paling sanggup memasunng diri
Dibarisan
terdepan, sementara aku hanya mampu
Menyisihkan
badan di tempat yang hampa
Sebab kalau
tidak para setan berdecak-decak
Sahabat, jangan
kau bertanya tentang kenangan
Karena belum
sempat aku potret kenangan
Yang pernah
kita rampungkan di tempat itu dan ingus kita di sana
Beraji,O1
maret 2012
SEMBURAT
ANGIN YANG BERLELATU
Mengapa kau
pang-pang luka bernana
Dirumahku
mengejar muka cermin berlogokan kecantikan
Dipantatmu menyimpan
debur ombak
Melengkingkan
hasrat di mataku
Meluapkan
rumpung di takat pantaiku
Kulepas baju
kesatria karena kau taburi
Dengan semburat
bangkai
Hingga
orang-orang menghujamkan
Celoteh panas
di kuingku
Membuat risau
istanaku
Gemuruh langit
berkelebat
Amangi mata
indah di pangkuanku
Bagan
pertikaian bergelantung
Di dinding
kamar jiwaku
Sehari lalu
yang kau sembur
Aku dengan
angin berlelatu
Membuat lesu
mataku menatap wajahmu
Beraji,2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar