Jumat, 14 Februari 2014

jangan bertanya tentang kenangan


JANGAN KAU BERTANYA TENTANG KENANGAN

Sahabat semangatmu adalah semangat yang pernah
Mengarat diantara belantara para santri
Yang selalu menghafal I’lal dan imriti
Ikutilah arah mata angin yang pernah engkau pelajari
Sekalipun belum sempurna
Agar senggama biji-bijian yang telah berhasil kau tanam
Tumbuh kemudian bergelantung buah-buah
Sahabat kini matahari mulai ditelan bumi
Biasanya kita beramai-ramai kesungai
Untuk mengusir pengap yang setia menemani sahabat
Yang tak pernah alpa beribadah menyalurkan
Amal pada tabungan sorga,
Kau adalah orang yang paling sanggup memasunng diri
Dibarisan terdepan, sementara aku hanya mampu
Menyisihkan badan di tempat yang hampa
Sebab kalau tidak para setan berdecak-decak
Sahabat, jangan kau bertanya tentang kenangan
Karena belum sempat aku potret kenangan
Yang pernah kita rampungkan di tempat itu dan ingus kita di sana

Beraji,O1 maret 2012




SEMBURAT ANGIN YANG BERLELATU
                       
Mengapa kau pang-pang luka bernana
Dirumahku mengejar muka cermin berlogokan kecantikan

Dipantatmu menyimpan debur ombak
Melengkingkan hasrat di mataku
Meluapkan rumpung di takat pantaiku
Kulepas baju kesatria karena kau taburi
Dengan semburat bangkai

Hingga orang-orang menghujamkan
Celoteh panas di kuingku
Membuat risau istanaku
Gemuruh langit berkelebat
Amangi mata indah di pangkuanku

Bagan pertikaian bergelantung
Di dinding kamar jiwaku
Sehari lalu yang kau sembur
Aku dengan angin berlelatu
Membuat lesu mataku menatap wajahmu

Beraji,2012



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar