Sabtu, 16 November 2013

artikel



MAU KITA BAWA KEMANA HIDUP INI
 
EF, AMIN EL FIBYAN
Nama pena Fathol Amin
Asal kangean
Mahasiswa STI alkarimiyyah Beraji Gapura Sumenep,
Sekarang masih mejabat sebagai santri Alkarimiyyah Beraji Gapuara Sumenep.
 
                                                                               
Allah tidak akan merubah nasip suatu kaum sehingga ia merubahnya keadan itu sendiri ( QS. Arra’du:13:11).
Allah mengajarkan kepada kita untuk berusaha sekuat tenaga sampai apa yang kita harapkan  itu bisa tercapai, namun sekalipun begitu kita tidak bisa secara langsung meniadakan pertolongan allah sekalipun telah jelas firmanNYA yang termaktub dalam alqur’an surat arra’du yang telah saya jadikan pengantar dari artikel saya ini. Namun  hakikat dari usaha kita itu adalah kemurahan allahlah yang akan memperkenankan apa yang kita harapkan, walau nantinya sekalipun adakalanya harapan kita tidak sesuai dengan apa yang memang didambakan kita, oleh sebab itu usaha bukanlah satu-satunya tolak ukur untuk menggapai harapan, akan tetapi didalam usaha ada nilai tertentu dari allah, karena allah tidak melihat fisik seseorang, hanyalah hati yang dinilaiNYA, asal dalam melakukan amal apapun marilah kita mencoba untuk belajar ikhlas, kareana dengan ikhlas akan memberikan suatu kekuatan yang sangat dahsyat dan juga allah tidak akan pernah menerima usaha kita kecuali di iringi dengan rasa ikhlas,
Hidup ini memang fana’ tetapi kalau kita permainkan hidup ini sama dengan halnya binatang piaraan, maka ia berbalik akan mempermainkan kita bahkan lebih dari itu, hidup ini akan menjadikan kita layaknya badut, hanya iman dan taqwa yang mampu mengendalikan kita dalam kehidupan, karena kehidupan ini tidak seluruhnya baik, adakalanya hidup ini datang dengan penuh keindahan laksana pengantin baru yang masih bau aroma kesturi malam pertama, adakalanya hidup ini akan datang layaknya orang tua yang telah renta yang sudah mulai sakit-sakitan tinggal menunggu tiba saatnya izrail menjemputnya.
Hidup ini milik kita, segala apa yang kita lakukan akan pulang kepada kita nantinya, kita warnai hidup ini dengan kebajikan maka pantaslah kita akan memetik imbalan kebajikan pula akan tetapi kalau hidup ini kita warnai dengan kedaholiman pastilah kita akan merasakan kebinasaan akibat kedaliman itu, oleh karena itu janganlah sampai terjadi kesalahan dalam mewarnai hidup ini, sesekali kita salah dalam mewarnai tentu masih bisa dihapus akan tetapi dikalau terlalu sering salah dalam meawarnainya maka hidup yang kita warnai ini akan camuk karena penuh noktah sehingga sulitlah untuk dihapus kembali.
Mari kita bersama-sama merenungkan hakikat hidup ini, allah telah seringkali memasukkan malam kedalam siang kemudian memasukkan siang kedalam malam dan allah mengeluarkan yang hidup dari yang mati kemudian mengeluarkan yang mati dari yang hidup, tidakkah cukup ini sebagai ibarat? Bahwa kita tidak akan selamanya hidup. Nah untuk itu kita selagi hidup, diperkenankan oleh allah untuk mewarnai hidup ini dengan warna yang penuh keridaan ya’ni warna iman dan taqwa, karena keimanan dan ketaqwaan inilah sebagai azimat kita untuk mendapat ridhaNYA, serta untu menggapai mahligai cintaNYA, kalau tidak demikian maka kita akan tergolong kepada orang-orang yang rugi dalam hidup sehingga orang-orang yang rugi ini hanyalah akan menjadi kayu bakar yang akan menyalakan jahannam. Terus siapa saja orang-orang yang tidak tergolong kepada orang-orang yang merugi?, mereka ialah orang-orang yang beriman dan mengamalkan kebajikan, maka dan orang-orang yang saling menasehati agar menetapi kebenaran serta orang-orang yang saling menasehati agar selalu sabar.
Kehidupan dunia ini dibagi tiga: pertama dunia untuk orang muslim yaitu dijadikan untuk memperbanyak bekal yang akan dihaturkan kepada allah, tak bukan dan tak lain yaitu bekal amal kebajikan yang akan menuntunnya kepada pintu gerbang Allah yang penuh rahmat. Kedua adala dunia untuk orang munafik dijadikan sebagai perhiasan saja, inilah orang-orang telah terkecoh dengan kehidupan dunia, padahal dunia hanyalah fana’ akhiratlah yang kekal. Ketiga dunia untuk orang kafir dijadikan sebagai bersenang-senang belaka, mungkin banya dunia adalah sorganya sedangkan akhirat tidak difikirkan maka inilah hasilnya dunialah dijadikan sebagai pemuas nafsu, tidak lebih dari ibart kehidupan binatang saja.
Inila gambaran kehidupan. allah telah memberikan pilihan untuk kita, kita tinggal memilih kehidupan mana yang akan kita pilih. Semuanya akan kembali kepada diri kita sendiri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar