BILA SENJA MENGUMANDANGKAN LIUR KEHIDUPAN
Bila senja mengumandangkan liur kehidupan
Niscaya sekepal roh menitikkan musim disudut keremangan
Karena tak mampu lagi membaringkan sejuk sesusut rinai embun
Syahadat yang pernah terluncur di hati kini mulai memudar
Terbesit riung himne di pagi hari.
Samapai tiba nanti senyum menggedor –gedor serak di ambang pintu
yang gontai, menyibak seribu dahaga bergelantung di bawah leher kemarau
Seperti pekikan kuda binal di kesunyian malam.
By: ef. Amin el fibyan.
Pangarangan, 26 maret 2012
TATKALA ISRAFIL
MENIUP SANGKAKALA
Mungkin fajar telah kehilangan
gemintang
Sementara tatkala matahari mulai
menatap
Sebinal perjalanan burrok dari
masjidil haram ke masjidil aqso
Menunddukan angin yang berhembus tak
bersahabat,
Lengkap dengan jubah israil menemani
muhammad
Dan tatakala israfil meniup
sangkakala,
Angin-angin mengantarkannya menuju
persemedian gendang telinga
Seluruh roh diperintah untuk bangkit
kembali
Mendatangi tempat yang telah
sewajarnya dihuni
Ada yang menggunting lidah hingga
buntung
Ada yang membawa perutnya sebesar
kubah
Dan tak jarang kita jumpai orang
yang mminum
Nanah dan darah yang selalu mengalir
deras
Disetiap hembusan nafas. Sampai tiba
akhirnya penghisapan.
By: ef. Amin el fibyan
Pangarangan, 26 maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar